1. Malam Nisfu
Sya’ban
Dari Abi
Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya : “Telah datang Jibril
a.s pada malam Nisfu Sya’ban dan dia berkata , Ya Muhammad,pada malam ini
pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, maka berdirilahdan kerjakan
sembahyang lalu angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit !” Kata saya
(Nabi Muhammad) :
“Hai Jibril,
apakah Arti malam ini ?” Dia (Jibril) menjawab: “Pada malam ini telah dibuka
300 pintu rahmat, maka Allah telah mengampuni orang-orang yang tidak
mensyirikkan Allah dengan sesuatu kecuali ahli sihir, bomoh hitam, orang-orang
yang suka permusuhan/ pergaduhan, peminum arak, orang-orang yang berbuat zina,
pemakan riba, orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tua, orang-orang yang
suka mengadu domba (batu api) dan orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni kesalahannya
sehingga mereka mahu bertaubat dan tidak akan mengulang lagi atas perbuatannya
itu.”
Maka pergilah
Nabi Muhammad SAW untuk mengerjakan shalat serta menangis di dalam sujudnya
dengan membaca : “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari seksaMu
dan murka Mu dan aku tidak menghitung-hitung pujian kepadaMu, sebagaimana
Engkau memuji kepadaMu sendiri, maka segala puji bagiMu sehingga Engkau
ridha.”
2. Penukaran
Arah Kiblat
Pada awal
diwajibkan perintah shalat kepada umat Islam, Rasulullah SAW dan para sahabat
berkiblatkan Baitul Maqdis. Ini telah menjadi satu kontraversi pada waktu
itu. Umat Yahudi telah mendakwa bahwa agama mereka adalah benar dan diridhai
oleh Allah SWT karena umat Islam telah meniru arah ibadah mereka yaitu
menghadap Baitul Maqdis.
Para Sahabat RA telah
mengadu kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW menyuruh mereka agar terus
bersabar dengan ujian itu sehingga ada perintah baru dari Allah SWT. Allah
SWT Maha Mengetahui dan Maha Mendengar tentang apa yang berlaku pada ketika
itu. Allah SWT telah mewahyukan agar Rasulullah SAW mengadap ke Baitullah
Ka'abah.
Sebahagian
ulama sirah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW menerima wahyu perintah
mengadap Baitullah pada 15 Sya’ban semasa beliau mengimamkan sholat. Sebagian
ulama mengatakan pada sholat Ashar, ada yang mengatakan
Maghrib dan ada yang meriwayatkan pada sholat Isya’. Rasulullah SAW sebagai imam
terus mengadap ke Baitullah dan diikuti oleh para sahabat sebagai makmum.
3. Peperangan
Bani Mustaliq (Muraisi’)
Bani Mustaliq
ialah salah satu dari kaum Yahudi. Mereka telah merancang untuk membunuh
Rasulullah SAW dan berita ini disampaikan kepada Rasulullah SAW oleh seorang
sahabat dari badawi. Peperangan ini adalah urutan dari peperangan bani
Quraizah, kaum yahudi yang telah dihalau oleh Rasulullah SAW keluar dari
Madinah. Peristiwa ini terjadi pada bulan Sya’ban, 5H. Pasukan kaum muslimin
dapat melumpuhkan pasukan Bani Mustaliq.
Sebagian
pasukan Bani Mustaliq ada yang ditawan, termasuklah salah seorang putri pemuka
Bani Mustaliq yaitu Barrah, yang nama lengkapnya adalah Barrah binti al-Harris
bin Dirar bin Habib bin Aiz bin Malik bin Juzaimah Ibnu al-Mustaliq. Al-Harris
bin Dirar, ayah Barrah adalah pemimpin Bani Mustaliq. Barrah telah menjadi
tawanan perang milik Sabit bin Qais. Disebabkan Barrah ini seorang perempuan
yang cerdik, ia meminta untuk dibebaskan dari Sabit bin Qais, setelah diadakan
pembicaraan, Sabit bin Qais meminta tebusan yang mahal.
Tetapi, Barrah
waktu itu langsung menemui Rasulullah SAW untuk membicarakan masalah tebusan
bagi dirinya. Kemudian Rasulullah SAW pada waktu itu menyetujui membebaskan
Barrah dan menebusnya dari Sabit bin Qais dan terus menikahi Barrah dan
Rasulullah SAW mengganti nama Barrah menjadi Juwairiyah. Tindakan Rasulullah
SAW ini telah memberi banyak faedah kepada umat Islam ketika itu, diantaranya
ialah ramai dikalangan Bani Mustaliq yang memeluk Islam dan padamnya dendam
permusuhan di antara umat Islam dan Bani Mustaliq. Juwairah meninggal dunia
pada tahun 56H.
Kitab Zubdatul Wa’idzin
Dari berbagai sumber.
Mohon maaf apabila kurang lengkap dan banyak salah, kritik dan saran selalu kami terima dengan lapang dada.
Semoga bermanfaat.
والله اعلم باالصواب
0 komentar:
Post a Comment