Rois Akbar NU 1926-1946
Lahir di Nggedang, Jombang, Jawa Timur. Belajar ilmu agama di berbagai pesantren Jawa Timur dan berangkat ke Mekkah pada 1892, dimana beliau menetap, dengan selang waktu sebentar saja, lebih dari tujuh tahun. Sambil belajar kepada para guru Indonesia dan Arab yang paling terkemuka di sana, beliau juga mengajar orang Indonesia yang lebih muda. Sekembalinya ke tanah air, beliau mengajar selama beberapa tahun (1903-1906) di Kemuning (Kediri), dan kemudian mendirikan pesantren sendiri di Tebuireng dekat Jombang (izin resminya dikeluarkan tahun 1906, tetapi pesantren ini konon sudah berdiri sebelumnya, menurut Akarhanaf sudah sejak 1899). Sejak saat itu beliau jarang meninggalkan Tebuireng kecuali unduk perjalanan dagang rutin ke Surabaya.Karena dianggap sebagai orang paling berilmu di antara ulama Jawa, Kiai Wahab Chasbullah (saudara sepupu dan juga muridnya) memerlukan parsetujuan Kiai Hasjim dan bahkan mengharapkan partisipasi aktifnya dalam pembentukan NU. Kiai Hasjim memimpin rapat pembentukan NU, dan memegang posisi Rois Aam sampai akhir hayatnya. Ketika Masyumi berdiri (1943), beliau juga menjadi pimpinannya, tetapi tetap di Tebuireng dan menyerahkan pekerjaan-pekerjaan praktis kepada para wakilnya, salah seorang di antaranya adalah Kiai Wahid Hasjim, putranya sendiri.
(Gunseinkabu 1986: 435; Akarhanaf 1950; Aboebakar 1957: 61-119; Salam 1963; Soekadri, 1979/1980; Dhofier 1982: 92-9)



0 komentar:
Post a Comment