Dunia

October 31, 2012

Kenapa harus solar


By on Wednesday, October 31, 2012

LSM Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mempermasalahkan rencana Unit Pelaksana (UP) TransJakarta Busway yang akan mendatangkan 158 bus gandeng baru berbahan bakar solar. Alasan kekurangan bahan bakar gas (BBG) dinilai tidak tepat.

Untuk membahas rencana penambahan bus gandeng itu, KPBB sengaja menggelar acara diskusi khusus bertajuk 'Mengapa Gubernur Jokowi Berkenan Dibohongi?'. Diskusi itu membahas rencana manajemen TransJakarta yang akan mendatangkan bus gandeng berbahan bakar solar. KPBB menyayangkan rencana peralihan itu karena BBG lebih ramah ketimbang solar.

"Pasokan gas terkesan jadi dalih alasan tentang buruknya pengelolaan TransJ, sebenarnya tidak masalah apabila semua pemain sportif. Kuota BBG untuk sektor transportasi di Jakarta adalah 8 mmscfd dan hanya terserap 2,8 mmscfd. Ini sebenarnya masalah ketidakprofesionalan manajemen sebagai pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG)," bebernya.

Selain masalah pengelolaan yang buruk, persoalan lain yang menurut Safrudin membuat pasokan gas untuk TransJ sulit didapat adalah karena moral operator pengguna BBG yang buruk. "Persoalan lainnya mengenai pasokan gas moral hazard para operator, mereka tidak mau membayar tepat waktu. Ketika SPBG menghentikan pasokan, terus pindah ke SPBG lain, justru ini menjadi biaya ekonomi yang lebih tinggi karena lokasinya relatif lebih jauh," ujarnya.

Oleh karenanya dia menyarankan agar pemerintah pusat mendukung penggunaan BBG untuk TransJ. Dia menyarankan pemerintah memberi subsidi untuk BBG. Pemerintah juga diminta untuk segera menyelesaikan pembangunan beberapa SPBG baru.

"Empat SPBG baru di Pulogadung, Mampang, Cililitan, dan Kalideres harus segera diselesaikan pembangunannya," tutupnya.

Seperti diketahui manajemen bus TransJ akan mendatangkan 158 Bus gandeng baru. Sayangnya, bahan bakar bus baru ini solar, bukan lagi gas yang lebih ramah lingkungan, seperti armada sebelumnya.

"Dalam waktu dekat akan dilakukan pengadaan bus gandeng baru sejumlah 158 bus untuk koridor 1, 2 dan 3 tahap kedua. Kali ini rencananya jenis bus yang akan ditambah menggunakan bahan bakar solar, tidak berbahan bakar gas lagi," kata Kepala Unit Pelaksana (UP) TransJakarta Busway M Akbar dalam siaran tertulis, Rabu (31/9/2012).

Perubahan itu dilakukan karena:

1. Jumlah SPBBG yang tidak memadai, saat ini hanya tersisa untuk SPBBG yang harus melayani 477 bus, belum lagi di akhir tahun ini akan ada 102 bus gandeng baru.

2. Kualitas gas yang jelek yang belum memenuhi standar kebutuhan untuk mesin mobil.

3. Bus berbahan bakar BBG harus mengisi gas dua kali sehari, sementara bus berbahan bakar solar cukup satu kali pengisian untuk sehari.

niema el clasico

Terimakasih Saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu apabila ada artikel yang salah atau kurang mohon di maafkan Saran dan kritik yang membangun kami persilahkan di kotak komentar Bagi temen yang mau tukeran link silahkan copy teks di bawah ini dan taruh di blog sobat

0 komentar:

Post a Comment